Senin, 14 Januari 2013

Pasokan Gas Terus Menipis, Pengusaha di Sumut Pasrah

 

MEDAN - Asosiasi Pengusaha Pemakai Gas (Apigas) Sumatera Utara, mengaku pasrah dengan kondisi ketersediaan gas di Sumut. Sejumlah upaya kordinatif, hingga tekanan hingga ke Pemerintah Pusat diakui sudah dilakukan, namun belum mendapatkan hasil yang maksimal. Bahkan, kini pengusaha justru harus dihadapkan dengan rencana kembali dipangkasnya pasokan gas ke sumut, seiring menurunnya pasokan gas ke PGN.

Ketua Apigas Sumut Johan Brien mengatakan, pengusaha gas di sumut sudah hampir terbiasa menghadapi masalah kurangnya pasokan. Pengusaha pun hanya bisa pasrah, seraya berharap pemerintah dapat segera menyelesaikan persoalan krisis gas di Sumut.

Pengusaha penggguna gas di Sumut sebenarnya cukup optimistis dengan rencana pembangunan Floating Storage Regasification Unit, yang awalnya direncanakan akan dibangun di Belawan. Namun dipindahkannya proyek tersebut ke Lampung, membuat pengusaha di Sumut, lagi-lagi harus menelan pil pahit kekecewaan.

"Iya begitulah keadaannya. Kita sudah pasrah, frustasi melihat sikap pemerintah yang sangat tidak kooperatif dalam penyediaan gas. Kita pun serba salah, pemerintah daerah yang sudah ikut memperjuangkan agar pasokan gas ke sumut ditambah juga enggak berhasil. Jadi menunggu saja lah, mudah-mudahan kita masih bisa bertahan hingga pemerintah mengambil langkah bijak," ujarnya di Medan, Senin (14/1/2013).

Johan juga mengaku bingung dengan sikap pemerintah. Rencana besar pemerintah meningkatkan perekonomian di Sumatera Utara lewat penetapan Sumut sebagai salah satu koridor Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) hingga kini belum disertai dengan upaya antisipasi peningkatan ketahanan energi.

Ia pun tak membayangkan, jika kondisi krisis gas yang terjadi saat ini, masih terjadi saat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke, dan Bandara Kuala Namu serta Pelabuhan Laut Kuala Tanjung mulai beroperasi.

"Agak aneh memang, dan sulit dipercaya sebenarnya. Pemerintah mengaku banyak investasi yang akan masuk ke Sei Mangke. Apa investasi itu enggak menghitung pasokan energi disini. Apakah mereka enggak memikirkan efisiensi industri dengan menggunakan gas. Kita yang ada sekarang aja merasa kewalahan, apalagi nanti mereka yang tentunya industri berskala besar. Belum lagi kalau Kuala Namu, dan Kuala Tanjung beroperasi, tentunya kan akan semakin membutuhkan gas dalam jumlah besar. Tapi kita tunggu sajalah," tukasnya.

Pasokan gas di Sumut sendiri sejak 2011 lalu terus mengalami penurunan. Jika pada 2011 pasokan gas mencapai 12 mmscfd, di 2012 lalu PT Perusahaan Gas Negara (PGN) hanya menyalurkan sekitar 9 mmscfd gas.

Di 2013 ini, pasokan itu juga diperkirakan akan kembali turun hingga ke angka 7 mmscfd, seiring berkurangnya pasokan dari salah satu kontraktor migas mitra PGN, karena habisnya cadangan gas di lapangan migasnya.

Sumber : www.emliindonesia.com

0 komentar:

Posting Komentar